Manusia Makluk Kontroversial

dikisahkan dalam al-qur'an surah Al-Baqarah ayat 30,bahwa Allah berencana akan menjadikan kholifah dibumi, maka Allah memberitahukan hal itu kepada malaikat "sesungguhnya AKU(Allah) hendak menjadikan Manusia sebagai kholifah(pemimpin) dimuka bumi". mereka(malaikat) pun mengkritik akan hal yang akan menjadi kehendak Allah, bukan tanpa alasan mereka melontarkan kritikan tersebut, karena mereka mengetahui sifat buruk manusia dengan berkata: "mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Eangkau?" namun Allah membalas kritikan tersebut dengan "Sesungguhnya Aku(Allah) mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
dari surah dan ayat ini tentunya sudah bisa petik pelajaran bahwa memang sampai kapanpun manusia akan menjadi makluk yang kontrofersial, entah kontroversi tersebut datangnya dari manusia tersebut ataupun makhluk diluar pengetahuan manusia. karena hanya Allah yang tau akan semua rahasianya.
ketika malaikat mengetahui kekurangan akan kholifah Allah dibumi, mereka mekritisi hal tersebut dengan berbagai alasan yang menurut mereka benar. karena dalam konteks ini para malaikat membenarkan akan diri mereka sebagai makhluk yang senantiasa bertasbih dan mensucikan Allah. namun Allah membalasnya dengan Sesungguhnya Aku(Allah) mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
 wallahua'lam.

Marginalisasi Emosi sebagai Jalan


Hingar bingar deru kenalpot yang keluar dari konvoi sepeda para remaja yang baru lulus ujian adalah salah satu bentuk sikap yang dilampiaskan setelah mendapat tekanan dari UAN. Suatu hal yang wajar ketika setelah seseorang mendapatkan tekanan lahir dan batin  kemuadian melampiaskan dengan hal-hal tertentu yang dapat menggambarkan bahwa orang tersebut telah keluar dari suatu permasalahan.
Pelampiasan permasalahan adakalanya bersifat positif, yaitu dengan hal yang tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada, seperti berdo’a bersama, memberikan seragam sekolah kepada orang lain yang membutuhkan. Selanjutnya pelampiasan yang sifatnya negatif dan tentunya membawa efek buruk,yaitu dengan mencorat-coret seragam, konvoi sepeda motor dengan binal, mabuk-mabukan dan hal yang terparah adalah melampiaskan dengan melepas keprawanan.
Dalam hal ini emosi mempunyai peran besar menentukan bagaimana seorang siswa melampiaskannya, karena pada masa remaja, emosi seorang remaja cenderung menginginkan dan mengetahui hal baru. Sebenarnya dalam masa-masa ini pendidik (guru-orang tua-lingkungan) mempunyai pengaruh dalam membentuk karakter remaja namun, hal ini rupanya tidak banyak dilirik oleh para pendidik. Hal terkecil adalah ketika semua aspek melegalkan konvoi dijalan-jalan beserta corat-coret dengan catatan adanya pengawalan dari pihak yang berwajib.
Hal ini menurut pandangan saya samahalnya dengan bola salju, yang semakin lama akan semakin membesar dan akan lebih pelik lagi permasalahannya. Bukannya semakin tahun akan semakin membaik namun, akan ada hal baru yang lebih extreme lagi yang akan dimunculkan oleh remaja sebagai ajang kreasi atas sikap kreatif mereka. Menurut saya pribadi seharusnya pendidik (guru-orang tua-lingkungan) dapat memberikan contoh dalam keseharian, yaitu dengan bersikap bijak dengan menerima permasalahan dan bersikap gembira yang sepantasnya jika permasalahan tersebut selesai dan mempeunyai hasil memuaskan . Dan seandainya hal tersebut tidak diikuti oleh para siswa(remaja) dikarenakan lingkungan yang tidak mendukung maka, harus dibuatkan tempat khusus yang tidak dapat dilihat dan diansumsikan oleh publik bahwa hal tersebut merugikan dan berkelanjutan.
(spiderfire)