Stress



Dewasa ini kata Strees  memang tak asing lagi didengar oleh setiap kalangan, dari mulai orang kaya sampai orang miskin, dari orang dewasa hingga anak-anak, dari laki-laki hingga perempuan. Dalam realita dunia kemanusian strees merupakan hal yang lumrah dan wajar terjadi dalam taraf normal.
Strees timbul akibat masalah-masalah yang timbul dari sesuatu yang baru muncul,yaitu yang membawa hal-hal baru, belum dikenal dan difahami oleh orang yang bersangkutan, begitu juga hal yang sebenarnya sudah ada sejak lama namun,karena belum adanya kesadaran, maka masalah yang seharusnya sudah ada jalan,jawaban yang mengatasi hal tersebut akan timbul sebagai masalah baru.
Sebagai makhluk yang berfikir tentunya akan semakin baik jika manusia diberikan masalah-masalah baru. Jadi ketika kita mendapati seseorang, teman, keluarga, kiai,pejabat kedapatan merenung sembari mencari jawaban, jalan untuk menjawab dan mencari jalan keluar suatu masalah, kejadian tersebut merupakan hal yang biasa terjadi pada seseorang. Akan sangat dipertanyakan segi kemanusiaan seseorang jika ia tenang-tenang saja tanpa ada masalah kehidupan yang terbersit dalam sanubari, karena ketika kita pikir secara logika bahwa manusia adalah mahkluk yang diciptakan oleh tuhan dengan akan agar berpikir, sedangkan masalah hadir ketika adanya proses berpikir, maka kongklusi(kesimpulan) yang tepat kurang lebih sebagai berikut “jika manusia adalah mahluk yang berfikir maka akan selalu ada masalah baru yang harus dipecahkan”. Ketika tidak ada masalah yang menghingggapi akal pikiran manusia maka ia bukan manusia yang lenggkap,hanya manusia yang sudah terpisah dengan alam pikirannyalah yang sudah tidak mempunyai masalah.

Tinggi rendahnya ke-strees-an seseorang tergantung bagaimana orang tersebut menyikapi suatu masalah,ada yang tinggkatnya hanya sambil lalu, maksudnya ia tidak terlalu merasa terbebani terhadap masalah yang mendatanginya namun ia yakin dan optimis akan mendapat jawaban dan jalan keluarnya, hal ini dipengaruhi oleh oleh pengetahaun dan memahami keberadaan masalah yang dimiliki seseorang, banyak filosofi yang digunakan oleh orang pada tinggkatan ini, beberapa diantaranya mereka menggunakan filosofi air ,dimana air sifatnya tenang,lembut,akan selalu mengalir ketika ada tempat yang lebih rendah,apapun itu akan selalu diterimah oleh air, entah itu perkara yang jelak ataupun yang baik namun, air akan menghanyutkan segala sesuatu yang masuk didalamnya.
Sedangkan pada tingkat kedua,yaitu tinggkatan dimana permasalahan terlalu difikirkan tanpa ada tindak lanjut  yang nyata, sehingga selanjutnya akan menimbulkan beban yang sangat berat dalam perjalanan kehidupannya dan menciptakan gambaran-gambaran,sehingga orang tersebut  kejiwaannya tidak setabil. Yang lebih ditakuti oleh tiap orang adalah tingkatan strees yang terakhir, dimana bukan siap optimis yang melekat kepadanya namun,sikap pesimis yang selalu tergambar sehingga ia takut untuk mencoba mencari jawab atau jalan untuk keluar dari masalah. Kesempatan ini biasanya akan diambil alih oleh syaitan, ia akan memberikan jawab dan jalan yang bersifat sementara ,yaitu jawab atau jalan yang sebenarnya keluar dari akal sehat manusia. Ya… Caranya tentu dengan memisahkan antara nafsu dari akal sehat.
Manusia memang diciptakan dengan berbagai permasalahan yang melekat pada dirinya,mulai dari ia dilahirkan hingga ia kembali kelubang  yang gelap ,maka sadarilah itu!sehingga ketika kita menemukan permasalah  (ujian dan cobaan) dalam kehidupan kita bukan,keputusaan yang akan langsung menerkam kita namun,akal pikiran yang akan mendatangi kita dengan lembut untuk mengajak bersama mencari jawab dan jalan keluar.